Kapolresta Tidore KOMBES POL Yury Nurhidayat,S.I.K.,M.H bersama Walikota Tidore Kepulauan Captn. H.Ali Ibrahim,M.H., dan Dandin 1505 Tidore Letkol Kav Chalter Purba,S.T., menyambut kedatangan Wakil Presiden RI Prof. Dr. (H.C) K.H. Ma’ruf Amin bersama Ibu HJ. Wury Ma’ruf dan Rombongan di Pelabuhan Trikora Kota Tidore Kepulauan. Kamis (11/05/23).
Kedatangan Wakil Presiden RI bersama rombongan didampingi Gubernur Maluku Utara KH. Abdul Gani Kasuba,Lc., bersama rombongan menggunakan Kapal KRI Dorang – 874 untuk melaksanakan kunjungan kerja di Kota Tidore Kepulauan.
Pada saat tiba di Pelabuhan Trikora Tidore, Wapres RI Prof. Dr. (H.C) K.H. Ma’ruf Amin bersama Ibu dan didampingi Gubernur Maluku Utara KH. Abdul Gani Kasuba,Lc., di sambut dengan tradisi Joko Hale yang di selenggarakan oleh Bobato Kesultanan Tidore, setelah kegiatan tersebut Wapres RI bersama rombongan menuju ke Kantor Walikota Tidore Kepulauan untuk membuka acara Seminar Nasional Penelusuran Jalur Peradaban Rempah Dunia.
Gubernur Maluku Utara, KH. Abdul Gani Kasuba Lc, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kehidupan orang Tidore tidak pernah luput dari sejarah, mulai dari Presiden pertama Bung Karno pada saat itu di bulan agustus Bung Karno pernah bermalam dan tinggal di Tidore sampai beberapa hari dan kemudian melanjutkan perjalan dari Tidore menuju ke Ternate, Jailolo, dan Bacan, Sehingga atas nama masyarakat meminta kepada pemerintah pusat agar tetap memeperhatikan kesejahteraan masyarakat yang di Maluku Utara.
Tak hanya itu, Gubernur Maluku Utara juga menyampaikan bahwa Kota Tidore Kepulauan ini memiliki 2 Kota yakni Kota Tidore dan Kota Sofifi yang mana Ibu Kota Maluku Utara berada di Sofifi Kota Tidore Kepulauan.
“Semoga dengan adanya kunjungan kerja seperti ini, Bapak Wakil Presiden RI pada saat kembali ke Jakarta agar tetap suarakan untuk pemulihan ekonomi di Kota Tidore Kepulauan, karena Maluku Utara dikatakan sangat sejahtera dan angka pengangguran rendah namun saat ini masih banyak yang ngangur.” Tambah Gubernur
Sambutan Walikota Tidore Kepulauan Cptn. H Ali Ibrahim M.H., yang intinya Secara administrasi, Kota Tidore berdiri tahun 2003, tetapi kerajaan Tidore sudah ada sejak tahun 1108. Artinya kalau pemerintahannya masih berusia 20 tahun, maka kesultanan Tidore sudah berumur 915 tahun.
900 tahun silam, Tidore sudah meletakkan prinsip ketatanegaraan, dimulai sejak fase pemerintahan “Kolano se i rayat” atau penguasa bersama rakyat, kerajaan Tidore sudah melaksanakan prinsip-prinsip demokrasi, Fase pemerintahan selanjutnya adalah “Kolano se ibobato Dunya se Akhirat” artinya Sultan bersama staf urusan dunia dan akhirat, dimana ada konsep pembagian urusan pemerintahan dunia dan urusan agama Itu sebabnya sistem pemerintahan Kesultanan Tidore bersandar pada prinsip “Madarifa Papa se Tete, Madofolo Dzikrullah” artinya adat bersendikan agama, agama bersendikan kitabullah.
Tidore, Bacan, Jailolo, Makian dan Ternate dikenal dengan daerah rempah, Hari Rempah diambil dari ekspor rempah pertama ke Eropa dari laut Tidore yaitu tanggal 11 Desember 1521, Kota Tidore wilayahnya hanya 1700 kilometer persegi. tetapi wilayah Kesultanan Tidore waktu itu pernah menguasai hampir 1/3 wilayah Indonesia, termasuk sebagian wilayah Papua, pada waktu itu Sultan Tidore diberikan 3 opsi, apakah Papua menjadi negara sendiri, menjadi negara federal ataukah bergabung dengan Indonesia. Dengan tegas Sultan Tidore memilih opsi ketiga, Papua bergabung dengan Indonesia.
“Hari ini, Tidore sangat berbangga di masa Pak Jokowi dan Pak Kiyai, pembangunan di Papua sangat maju dan mendapat perhatian khusus dari Negara.” Ujar Walikota
Selain itu, Walikota Tidore Kepulauan juga menyampaikan bahwa Tidore tidak punya tambang untuk percepatan pembangun, Maka harapan kami kiranya negara juga hadir untuk memberikan penghargaan secara khusus untuk Tidore, sebagaimana Papua yang mendapat perlakuan khusus dari negara.
“atas nama rakyat Kota Tidore Kepulauan, kami mengharapkan kepada Bapak Wakil Presiden kiranya berkenaan dapat mendorong Kota Tidore sebagai salah satu Kawasan Ekonomi khusus Wilayah Timur Indonesia.” Tambah Walikota
Sambutan Wakil Presiden RI Prof. Dr. (H.C) K.H. Ma’ruf Amin sekaligus membuka acara Seminar Nasional menyampaikan bahwa sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Provinsi Maluku Utara, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan serta masyarakat Kota Tidore atas dukungan kehadirian Wapres RI dalam rangka kunjungan kerja.
Kota Tidore merupakan kota yang indah dan kesejukan alam yang masih alami, kota Tidore juga di akui sejarah di mana melahirkan tokoh pejuang islam, tokoh nasional yang di kenal dengan Sultan Nuku, namun sampai saat ini tidak pernah kalah semangatnya, Kota Tidore memiliki peradaban yang di apit oleh 4 pulau yakni Pulau Tidore, Pulau Ternate, Pulau Jailolo dan Pulau Bacan, dari ke empat pulau ini menjadi simbol Maluku Utara dengan nama Maloku Kie Raha di mana telah di akui pula dengan kehidupan orang-orang berilmu dan banyak penghasil alam rempah-rempah cengkeh dan pala.
Pada jaman Negara ini masih di jajah oleh penjajah yang menjadi rebutan para penjajah hanyalah cengkeh, namun dengan adanya semangat pejuang yang tidak mau membiarkan para kaum penjajah terus mengausai maka bangkitlah pemberani mengusir penjajah yang saat ini dikenal dengan Enrique merupakan pelaku penelusuran jalur rempah maka dengan demikian pentingnya semangat pejuang agar merevieu kembali jalur rempah-rempah.
“Tetap semangat demi generasi penerus yang akan melanjutkan, menjaga, dan merawat hasil perjuangan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi di Maloku Kie Raha.” Tambah Wapres RI
Selanjutnya penyerahan lukisan cengkeh oleh Walikota Tidore Kepada Wakil Presiden RI.