Bertempat di Ruang Rupattama Polresta Tidore telah berlangsung kegiatan pertemuan antara pihak Dinas Perhubungan Propinsi Maluku Utara, Dinas Perhubungan Kota Tidore Kepulauan bersama anggota pengurus DPUK Organda sofifi Kota Tidore Kepulauan terkait dengan adanya informasi rencana aksi pemalangan jalan yang akan dilakukan oleh kelompok sopir angkutan lintas DPUK Organda Sofifi, Selasa (12/09/23).
Hadir dalam giat tersebut Kapolresta Tidore KOMBESPOL Yuri Nurhidayat, S.I.K., M.H., Waka Polresta Tidore AKBP Edy Sugiharto, S.E., M.H., Sekretaris Dinas Perhubungan Propinsi Maluku Utara Bapak H. Alfian Wakanubun, Kasi Lalu Lintas Dinas Perhubungan Provonsi Maluku Utara Bapak Safi Kalfangare, Kadis Perhubungan Kota Tidore Kepulauan Drs. Muslihin, M.Si., Kabid Darat Dinas Perhubungan Kota Tidore Kepulauan Bapak Fitrah Rajabessy, SE., Kasat Intelkam Polresta Tidore AKP Hendri, Kasat Lantas Polresta Tidore AKP Ridwan Usman, SH, Wakil Ketua DPUK Organda Sofifi Muh. Yunus, Sek DPUK Organda Sofifi Anjas Maradjabessy, Wasek Organda Sofifi Lutfi Abdullah, dan Wakil koordinator Oba Organda Sofifi Isnaini A. Tawary.
Penyampaian Kapolresta Tidore KOMBES POL Yury Nurhidayat,S.I.K.,M.H., yang intinya meminta adanya langkah koordinasi dari pihak Dinas perhubungan Kota Tidore Kepulauan maupun Propinsi Maluku Utara agar selalu memberikan informasi kepada pihak Kepolisian dalam hal ini Polresta Tidore sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan rapat ataupun penertiban pada aktifitas angkutan umum yang beroperasi di kawasan pelabuhan Loleo Kota Tidore Kepulauan.
“Saya selaku Kapolresta Tidore merasa kecewa terhadap pihak Dinas Perhubungan karena sering tidak berkoordinasi ataupun memberikan informasi kepada pihak Kepolisian terkait dengan giat rapat maupun penertiban yang dilaksanakan pada kawasan Pelabuhan Loleo.” Ujar Kapolresta
Selain itu, Kapolresta Tidore juga menyampaikan bahwa Polresta Tidore telah melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Perhubungan Kota Tidore Kepulauan dan Dinas Perhubungan Propinsi Malut terkait dengan adanya informasi pihak organda sofifi yang akan melakukan aksi pemalangan jalan di Desa Gita.
“Kami dari Polresta Tidore siap untuk membackup Dinas Perhubungan dalam mengambil langkah tegas berupa penertiban atau penindakan terhadap sopir angkutan lintas yang beroperasi di kawasan Pelabuhan loleo yang tidak memiliki ijin trayek dan tidak berplat nomor kuning sesuai dengan ketentuan peundang – undangan lalu lintas.” Tambah Kapolresta
Penyampaian dari Wakil Sekretaris DPUK Organda Sofifi sdra Lutfi Abdullah yang intinya rencana aksi pemalangan jalan di Desa Gita oleh kelompok sopir angkutan yang tergabung dalam Organda Sofifi yang mana hingga saat ini tidak ada tindakan tegas dari pihak Dinas Perhubungan terkait sesuai dengan hasil kesepakatan rapat yang dibuat dikantor Perhubungan Propinsi Maluku Utara.
“Penertiban oleh dinas perhubungan Propinsi maupun Kota Tidore Kepulaun sampai saat ini terkesan tidak berjalan khususnya di kawasan pelabuhan Loleo, sehingga para sopir angkutan lintas dari Organda Weda masih leluasa beroperasi tanpa ada teguran atu tindakan dari pihak dinas perhubungan Provinsi maupun Kota.” Ujarnya
Tak hanya itu, ia juga menyampaikan bahwa saat pihak UPTD perhubungan melaksanakan rapat pengambilan antrian tidak melibatkan perwakilan pihak Organda Sofifi dari pedalaman sehingga hal ini menimbulkan kekecewaan tersendiri bagi piahak organda Sofifi yang beranggapan pihak Dinas Perhubungan tidak mengutamakan kepentingan Organda Sofifi namun sengaja membiarkan kelompok Organda Weda beraktifitas seperti biasa di kawasan pelabuhan Loleo.
“Kelompok sopir lintas Organda Sofifi untuk trayek Loleo Weda akan tetap melakukan aksi transit penumpang tujuan Weda di Desa Gita, jika pemerintah dinas terkait tidak segera mengambil langkah sesuai dengan hasil rapat yang telah disepakati bersama.”Tambahnya
Penyampaian kabid darat Dinas Perhubungan Kota Tidore Kepulauan Fitrah Rajabessy yang intinya benar terkait dengan adanya rapat yang dilaksanakan oleh kepala UPTD Perhubungan pelabuhan Loleo dan kami juga telah mengkonfirmasi hal ini namun karena kepala UPTD yang bertugas di Loleo masih baru sehingga mungkin lupa untuk mengundang perwakilan dari pihak Organda sofifi saat pelaksanaan rapat di pelabuhan Loleo.
“Terkait dengan pemberlakuan sistim antrian di Pelabuhan Loleo awalnya sudah mulai jalan, namun sampai pada selesai waktu makan siang kelompok sopir dari Organda Weda tidak menerima sistim ini dan menarik diri dari pelabuhan Loleo.” Ujarnya
Dan banyaknya mobil angkutan yang beroperasi di Pelabuhan Loleo tidak memiliki ijin trayek serta berplat hitam ataupun bukan berplat nomor warna kuning sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk pengambilan penumpang oleh sopir organda sofifi di pelabuhan Loleo telah disetujui oleh Kadishub yang lama sehingga penumpukan armada di Pelabuhan Sofifi yang tidak berimbang dengan penumpang sehingga hal ini dikeluhkan oleh perwakilan dari Organda Sofifi yang datang menghadap kepada Kadishub saat itu dan telah disetujui oleh Kadishub.
“Informasi dari kepala UPTD Perhubungan pelabuhan Loleo yang mengundang perwakilan dari Organda Sofifi untuk datang siang ini di Pelabuhan loleo untuk dapat melihat langsung posisi antrian mobil di kawasan Pelabuhan Loleo, namun terkendala dengan adanya pertemuan hari ini sehingga kemungkinan ditunda pada hari besok.” Tambahnya
Penyampaian perwakilan organda sofifi dari Oba atau pedalaman Sdra Isnaini A. Tawary yang intinya kami perwakilan dari Oba meminta agar dalam pertemuan besok dikawal oleh pihak Dishub maupun dari pihak Kepolisian untuk menghindari adanya caos atau benturan antara organda sofifi dan organda weda yang sudah berulang kali setiap kami masuk di kawasan pelabuhan Loleo selalu diusir oleh kelompok organda weda yang beroperasi dipelabuhan Loleo.
“Selama ini kami sudah cukup sabar menghadapi tindakan dari kelompok sopir Organda Weda yang mana setiap kami membawa penumpang selalu diminta untuk diturunkan d terminal Weda sedangkan penumpang yang kami bawa ini adalah carteran dari Sofifi ke Lelilef atau Sagea dan telah disepakati harganya Rp 1.200.000 namun karena diturunkan pada terminal weda maka harganya berubah menjadi Rp 900.000, dan dari terminal Weda menuju Sagea diminta lagi harga yang sama oleh sopir Weda dan hal ini telah dikeluhkan berulang-ulang kali terutama dari pihak juru bicara WNA yang sering keluar masuk wilayah Halteng yang mana harga transportasi yang membengkak dari kesepakatan awal d pelabuhan Sofifi.” Ujarnya
Penyampaian Sekretaris Dishub Propinsi Maluku Utara Bapak H. Alfian Wakanubun yang intinya mengucapan permohonan maaf dari Kadis Perhubungan Propinsi Malut yang belum sempat hadir dalam pertemuan ini karena sementara bertugas diluar Daerah.
“Terkait dengan apa yang telah dibahas dalam pertemuan kali ini telah kami catat dan akan kami laporkan pada pimpinan sehingga dapat segera mengambil langkah selanjutnya pada problem yang terjadi pada lingkup jalur lintas halmahera trayek Sofifi-Weda dan Loloe-Weda dan juga sebaliknya.” Ujarnya
Penyampaian Kasi Lalu Lintas Bapk Safi kalfangare yang intiny perlu kami luruskan bahwa menyangkut dengan persoalan adanya rencana aksi oleh pihak Organda Sofifi di Desa Gita telah kami dengar sekitar 2 minggu yang lalu dan hal ini sesungguhnya patut menjadi perhatian kita bersama
“Sistem yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Tidore Kepulauan itu tidak berjalan mulus dan tidak rutin sehingga terkesan lemah.” Ujarnya
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa Lewat kesempatan ini kami minta agar segera dilakukan tindakan penegakkan hukum terkait masalah ini, jangan lagi ada timbang rasa karena rata-rata mobil lintas yang beroperasi di jalur Loleo weda dan sebaliknya didominasi oleh mobil yang berplat hitam dan sebagian besar tidak memiliki ijin trayek atau operasi.
“Perlunya tindakan tegas dari petugas di lapangan agar segera mencegah atau mengusir paksa mobil angkutan yang berplat nomor warna hitam untuk tidak lagi mangkal ataupun masuk dan beroperasi mengambil penumpang di dalam kawasan pelabuhan Loleo.” Tambahnya